Selasa, 17 Februari 2009


Tuesday, October 23, 2007

Masalah di Sekitar kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia

DR. Kartono Mohamad LOKAKARYA STRATEGIS NASIONAL KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Jakarta-Jawa Barat/Cipayung Tanggal, 19-21 Juli 2000
Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal itu terjadi:
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah kesehatan reproduksi, seperti juga masalah kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan kalangan medis, sementara pemahaman terhadap kesehatan reproduksi (apalagi kesehatan reproduksi remaja) di kalangan medis sendiri juga masih minimal. Meskipun sejak konperensi Kairo definisi mengenai kesehatan reproduksi sudah semakin jelas, diseminasi pengertian tersebut di kalangan medis dan mahasiswa kedokteran agaknya belum memadai.
Banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah kesehatan reproduksi hanyalah masalah kesehatan sebatas sekitar poses kehamilan dan melahirkan, sehingga dianggap bukan masalah kaum remaja. Apalagi jika pengertian remaja adalah sebatas mereka yang belum menikah. Di sini sering terjadi ketidak konsistensian di antara para pakar sendiri karena di satu sisi mereka menggunakan istilah remaja dengan batasan usia, tetapi di sisi lain dalam pembicaraan selanjutnya mereka hanya membatasi pada mereka yang belum menikah.
Banyak yang masih mentabukan untuk membahas masalah kesehatan reproduksi remaja karena membahas masalah tersebut juga akan juga berarti membahas masalah hubungan seks dan pendidikan seks. Definisi Kairo 1994 sudah secara tegas menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut masalah kehamilan dan persalinan, tetapi juga kesehatan dari organ-organ tubuh yang lain yang akan menjamin bahwa seseorang akan dapat melakukan fungsi reproduksinya secara sehat. Oleh karena itu masalah pertumbuhan tulang, khususnya tulang pinggul pada kaum perempuan, masalah anemia, masalah pertumbuhan endokrin, dan masalah penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi fungsi reproduksi tercakup dalam definisi kesehatan reproduksi tersebut. Banyak di antara faktor-faktor tersebut yang perkembanganya dipengaruhi oleh masalah-masalah kesehatan sewaktu masih remaja, bahkan semasa pra remaja.
Pelayanan yang Diperlukan.Secara tradisional pelayanan kesehatan khususnya hanya ada jika bidang tersebut sudah dianggap sebagai cabang spesialis tersendiri. Sampai saat ini masalah kesehatan remaja belum menjadi cabang spesialis tersendiri di dunia kedokteran sehingga pelayanan khusus untuk kesehatan remaja (adolescent health) juga belum ada. Mungkin karena definisi remaja (adolesen) baru mulai di abad kedua puluh, dan itu pun pada mulanya lebih dilihat dari aspek sosio-ekonomi. Mungkin pula pada usia remaja adalah usia yang mengalami perubahan pesat dalam bidang kesehatan fisik dan mental, dan banyak di antara perkembangan tersebut yang kemudian menjadi determinan terhadap kesehatannya di kemudian hari. Dengan makin banyaknya "drug and alcohol abuse" serta perilaku seks yang tidak sehat di kalangan remaja sudah selayaknya jika masalah kesehatan remaja mendapat perhatian penanganan secara khusus. Sudah diperlukan adanya pelayanan kesehatan remaja secara khusus yang bidang cakupannya bukan hanya bersifat kuratif tetapi juga preventif, promotif dan rehabilitatif yang melibatkan berbagai disiplin. Jika kita berbicara tentang pelayanan khusus maka ia juga mencakup juga pelayanan untuk kesehatan reproduksi. Hingga saat ini mungkin baru FK UNDIP/RS DR KARYADI yang sudah membuka pelayanan kesehatan remaja, tetapi kemudian juga tidak jelas bagaimana perkembangannya. Sementara itu belum ada pihak swasta atau LSM yang berani secara khusus menyediakan pelayanan kesehatan remaja. Pelayanan yang akhir-akhir ini makin ramai hanyalah sebatas pelayanan untuk pecandu narkotik. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja seperti juga pelayanan kesehatan remaja pada umumnya, harus melibatkan berbagai disiplin antara lain sebagai medis, pakar psikologi dan pakar sosiologi atau pendidikan. Pelayanan ini harus bebas dari bias "nilai-nilai moral yang dipaksakan" dan benar-benar ditujukan untuk melepaskan remaja dari masalah kesehatan dirinya. Di bidang kesehatan reproduksi ini berarti juga penyediaan pelayanan untuk pendidikan dan konseling masalah seksualitas, penaganan kehamilan yang tidak diinginkan, penanganan menular penyakit seksual, pelayanan kontrasepsi untuk yang memerlukan, pelayanan terhadap berbagai "abuses" termasuk juga perkosaan. Selain juga konseling dan terapi untuk masalah-masalah kesehatan lainnya. Akan lebih ideal lagi jika pelayanan itu mencakup juga aspek rehabilitasi yang untuk remaja lebih memerlukan rehabilitasi sosial dan mental dari pada rehabilitasi fisik.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda